This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 23 November 2018

Jenis-jenis Tari Berdasarkan Tema atau Isi


Jenis-jenis Tari Berdasarkan Tema/Isi

Drama Tari identik dengan penokohan.
Info Tari - Berdasarkan tema atau isinya tari dapat dibagi menjadi empat, yaitu taru erotis, mimits dan totemmistis, heroik, dan dramatik:
a.      Tari Erotis
Tari erotis adalah tari yang mengandung unsur tingkah laku yang menggambarkan hubungan antara pria dan wanita, jantan dan betina (hubungan asamara). Contoh : tari oleg Tanbulilingan (Bali), Gatutkaca Gandrung (Jawa),  Karonsih (Jawa), dsb.

b.      Tari Mimits dan Totemistis
Ditinjau dari tema geraknya, terdiri dari dua jenis yaitu :
1.      Mimits atau meniru gerak orang
2.      Totemistis atau meniru gerak binatang.
Pada dasarnya, desakan daya ekspresi penari dapat terwujud karena adanya keinginan meniru gerak alam sekitar seperti gerak alam sehari-hari, gerak binatang dan sebagainnya. Dari tarian ini, timbulah topeng. Karena itulah  bentuk topeng ada yang berwajah romantis, menakutkan, ataupun sekedar bentuk wajah saja. Misalnya topeng kelono, dadak merak, barongan, ondel-ondel, dsb.


c.       Tari Heroik
Tari heroik atau kepahlawanan ini mempunyai sifat gagah, angkuh, berwibawa, berani, keperwiraan yang rupanya selalu dikagumiorang karena mempunyai daya tarik yang kuat. Tari heroik biasanya mengambil cerita-cerita yang berkisar pada kegagahan atau kemenangan, misalnya beksa lawung, hanuman obong, karno tanding, dsb.
d.      Tari Dramatik
Tari ini biasanya diungkapkan dalam bentuk sendratari atau cerita wayang yang sifatnya lebih mengarah pada pengungkapan sebuah cerita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, cerita fiksi/imajinatif, ataupun berbau kenangan historis. Contoh : wayang wong, langendriyan, langen mandrawanara, drama tari, dsb.

Kamis, 22 November 2018

Unsur-unsur Gerak Tari


Unsur-unsur Gerak Tari
Seni Tari - Keindahan gerak tari dipengaruhi dan ditentukan oleh unsur gerak tari sebagai berikut :
a.      Ruang
Ruang gerak meliputi arah gerak dan arah hadap. Arah gerak yaitu arah yang menunjukan kemana tujuan gerak itu dilakukan, seperti gerak kesamping, maju, mundur, membentuk spiral, zigzag, melingkar dan sebagainya. Arah hadap adalah arah yang menunjukan kemana penari menghadap, misalnya menghadap ke kanan, kekiri, kedepan, belakang, serong dan sebagainya. Dengan demikian, ruang pada tari adalah tempat yang digunakan untuk aktivitas menari.
1.      Posisi atau arah.
Untuk menunjukan arah kemana penari bergerak dengan bantuan garis khayal / bayangan (garis lurus dan garis lengkung).
2.      Level
Tingkat jangkauan gerak yang telah ditentukan dan disesuaikan dengan aturan gerak tari itu sendiri. Level terdiri dari 3 macam level yaitu level atas, level sedang, level bawah.
3.      Jangkauan  gerak
Ukuran yang digunakan oleh seorang penari dalam bergerak, atau batasan gerak yang ditentukan menurut norma-norma tari yang harus dipatuhi.
b.      Waktu
Waktu adalah seluruh rangkaian ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Waktu memiliki 2 unsur yaitu :
1.      Ritme
Tingkat perubahan cepat lambatnya gerakan yang dilakukan penari. Ritme berfungsi untuk membantu penari melakukan perubahan sikap dan gerak tubuh.
2.      Tempo
Tingkat perubahan cepat lambatnya dari satu tempat ke tempat lain pada saat menari. Berfungsi untuk memberi kesan dinamis pada tarian sehingga indah dilihat.
c.       Tenaga
Tenaga merupakan unsur penunjang utama gerak tari. Tenaga dalam tari yaitu usaha yang diperlukan untuk mengawali, mengendalikan, dan menghentikan gerak badan dan anggota badan saat menari. Oleh karena itu, seorang penari dalam penyajian tari harus pandai menghemat tenaga dan mampu menempatkan tenaga dengan tepat, mena yang memerlukan tenaga kuat, lemah, ataupun sedang. Fungsi tenaga terbagi menjadi tiga, yaitu :
1.      Tenaga sebagai pengawal. Penari menggunakan tenaga untuk memulai gerakan tari yang diperagakan.
2.      Tenaga sebagai pengatur. Penari mengatur tenagannya supaya bertahan lama, dari awal menari sampai selesai.
3.      Tenaga sebagai penutup. Suapaya penutup gerakan tari tidak terkesan dipaksakan penari dapat mengambil ancang-ancang untuk menyudahi gerak tarinya dengan bai, misalnya saja ditutup dengan pose atau lari masuk kedalam, tidak ngos-ngosan / dengan nafas tersengal-sengal karena kehabisan tenaga.
Beberapa faktor gerak yang berhubungan dengan tenaga adalahintensitas gerak, aksen, dan kualitas gerak. Intensitas gerak yaitu banyak sedikitnya tenaga yang digunakan dalam melakukan gerak. Aksen / tekanan yaitu penggunaan tenaga yang tidak merata dalam beberapa susunan gerak tari. Kualitas gerak yaitu cara tenaga itu disalurkan dalam suatu gerak sehingga memperoleh hasil yang baik (pengaturan nafas).

Kamis, 15 November 2018

Keunikan Tari Nusantara

Keunikan Tari Nusantara
Tari Tarian Indonesia
Seni - Unsur Keindahan | Indonesia adalah negara yang memiliki Kumpulan Rental Sewa Mobil dari beragam suku dan budaya. Hal ini menyebabkan negara ini memliki keanekaragaman karya seni sesuai dengan identitas masing-masing suku.  Di setiap daerah atau suku memiliki ciri khasnya masing masing yang menjadikan pencitraan daerahnya, berikut ini adalah beberapa keunikan beragam tari-tarian di Nusantara versi kawula seni :



Tari Daerah Purworejo
  • 1.      Tampilan berbentuk kesenian kerakyatan (Dolalak, Jaran Kepang/embleg, cing poling, madya pitutur, gejog lesung, kubro siswo, dkk)
  • 2.      Busananya identik dengan gaya Bagelenan dan akulturasi busana barat (Belanda)
  • 3.      Memiliki bentuk gerak yang khas mulai dari sikap tangan, kaki, dan gerak bahu

Jawa
  • 1.      Biasanya menggunakan gerakan leher dan kepala membentuk angka delapan
  • 2.      Sifat  tarinya lemah lembut dan mengalir (banyu mili)
  • 3.      Adanya perbedaan karakter yang jelas pada tampilan tari (gagah, alus, putri, buto)
  • 4.      Setiap gerakan memiliki makna yang baku
  • 5.      Memiliki tata rias dan busana dengan motif dan warna simbolik
  • 6.      Arah pandangan saat menari tidak melebihi 3 kali tinggi badannya senediri, kalau gagah minimat 5 kali tinggi badan.
Motif parang rusak untuk Raja, Prajurit atau satria, atau Raja Buto (bersifat gagah)
Motif untuk punokawan atau pembantu atau rakyat biasa menggunakan motif kawung, slobok, atau poleng

Bali
  • 1.      Iringan musik bernada tinggi dan bertempo cepat
  • 2.      Banyak variasi gerakan mata. (sledetan)
  • 3.      Memiliki gerak tubuh yang khusus.
  • 4.      Gerakan tegas dan jelas
  • 5.      Busana meriah di bagian atas

Sumatera
  • 1.      Kaki disilangkan lebih dahulu kemudian berjalan seperti meniti bambu, atau kayu
  • 2.      Busana cenderung sederhana menutup aurat
  • 3.      Gerak lembut dan halus tetapi lincah
  • 4.      Iringan cenderung ritmis dan sederhana

Sulawesi
1.      Berbusana kain panjang dan baju kurung
2.      Gerak tarinya kontras antara lambat dan tegas
3.      Iringan ritmis dan sederhana
4.      Gerak kepala dan leher sangat sedikit bahkan tidak ada teknik kusus.

Kalimantan
1.      Busana dengan tenunan khas, membawa senjata, dan hiasan bulu di kepala
2.      Gerak lambat, sederhana, cenderung magis.
3.      Gerakan lincah dan tegas





Jumat, 09 November 2018

Tari Berdasarkan Fungsinya

Tari Berdasarkan Fungsinya 

Poker Online Tari menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi tiga golongan pokok, yaitu: tari upacara, tari hiburan/ pergaulan, tari pertunjukan.
a.         Tari Upacara. Tari sebagai media persembahan dan pemujaan terhadap kekuasaan yang lebih tinggi dengan maksud untuk mendapatkan perlindungan atau mengusir, demi keselamatan dan kesejahteraan hidup masyarakat.Jenis tari ini banyak macamnya, seperti tari untuk upacara keagamaan dan upacara penting dalam kehidupan manusia.
Contoh : Tari Tor-Tor (Sumatera), Tari  BedayaSemang (Yogyakarta), BedayaKetawang (Jawa Tengah), Tari Seblang (JawaTimur), Tari Mon (Papua), Tari Hudoq (Kalimantan).
Ciri-ciri:
-       Suasana mistis, magis, atau religius
-       Unsur-unsur pembentuk tari sederhana
-       Keindahan bersifat sekunder, yang utama adalah kehendak/ tujuan.
-       Musik iringan sederhana dan monoton tapi menggugah
-       Ada sesaji atau persembahan


b.        Tari Hiburan/ Pergaulan. Tari dengan maksud untuk memeriahkan atau mengkaitkan keakraban pertemuan, atau untuk memberikan kesempatan serta penyaluran hobi/ kegemaranakan menari.
Contoh : Tari Rantak Kudo (Sumatera), Tari Ketuk Tilu (Sunda), Tari Tayub (Jawa Tengah), Tari Gandrung (JawaTimur), Tari Joged Bumbung (Bali), Tari Janger (Lombok), Tari Yosim (Papua).
Ciri-ciri:
-       Mood yang gembira ria adalah faktor utama
-       Umumnya tari berpasangan laki-laki dan perempuan nafas kemesraan
-       Bersifat rekreatif
-       Faktor utamanya adalah rasa gembira
-       Gerak relatif mudah dipelajari, bahkan banyak improvisasi.
-       Mudah melibatkan banyak peserta.

c.         Seni tari sebagai media pertunjukkan Karyatari yang sengaja diciptakan oleh penata tari sebgai tari pertunjukan (performing art). Penyajiannya selalu mempertimbangkan nilai artistik, biasa dijumpai pada pertunjukan kemasan untuk pariwisata, penyambutan tamu, dan festival seni.
Contoh: Tari Piring (Sumatera), Tari Keurseus (Jawa Barat), Tari Golek (DIY), Tari Gambyong (Jawa Tengah), Tari Pakarena (Sulawesi), Tari Tewadar (Papua).
Ciri-ciri:
-          Pola garapannya merupakan penyajian khusus untuk dipertunjukan
-          Adanya faktor imajinatif/ kreativitas
-          Adanya ide yang mengarah pada pementasan professional.
-          Lokasi pementasan ditempat yang khusus, baik di gedung pertunjukan tradisional, modern, panggung terbuka maupun tertutup.

Selain ketiga golongan tersebut diatas tari juga difungsikan sebagai beberapa hal seperti :
a.        Seni tari sebagai penyaluran terapi. Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental. Bagi masyarakat timur, jenis tarian ini pantangan kerena perasaan iba atau tak sampai hati.
b.        Seni tari sebagai media pendidikan Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, seperti mendidik anak untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang. Nilai-nilai keindahan dan keluhuran pada seni tari dapat mengasah perasaan seseorang. Biasanya untuk media pendidikan tari diperoleh dari unsur-unsur pendukung dan isi kandungan tarian tersebut.
c. Seni tari sebagai media katarsis Katarsis berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media media katarsis lebih mudah dilaksanakan oleh orang yang telah mencapai taraf atas, dalam penghayatan seni Jenis-Jenis Tari Tradisi Nusantara. Tradisional atau sering disebut tradisi berarti warisan budaya yang sudah cukup lama hidup dan berkembang secara turun menurun. Tari sebagai hasil kebudayaan juga merupakan seni yang sudah cukup lama hidup berkembang secara turun menurun. Jenisnya sangat banyak yang tersebar hampir di seluruh wilayah Nusantara

Minggu, 04 November 2018

Pengertian Hasta Sawanda


Tari Klasik Gaya Surakarta
Pengertian Hasta Sawanda

Konsep Materi  normatif  dalam  tari  klasik  gaya  Surakarta  yang  telah  dijelaskan  oleh  S. Ngalimankepada Supriyadi Hasto Nugroho, merupakan isi dari delapanmacam pengertian dasar yang terangkumdi dalam Hasta Sawanda. Kedelapan ketentuandasar tersebut adalah: pacak, pancat, lulut, wiled, luwes, ulat, irama, dan gendhing. Adapun isi dari Hasta Sawanda 
adalah:

1. Pacak

Adalah   suatu  standarisasi   atau  pathokan   yang  harus  diterapkan   dan  ditaati   dalam melakukan setiap gerak tari. Adapun pathokan ini terdiri dari: badan tegak, dhadha ndegeg, pundhak leleh, kaki mendhak, leher lurus. Telapak kaki malang, jari kaki nylekenthing,dan pandangan jatmika. Sungguhpun pacak nampak lebih lazim diterapkan sebagai ketentuan normatif (tata aturan) di dalam melakukangerak secara teknis, namun kiranya di dalam tata susunan  tari istilah pacak inibisa dipakai untuk menyebut  ketentuan-ketentuan  normatif yang harus ditaati di dalam mengadakan penyusunan tari.

2. Pancat

Merupakan pola kesinambungan motifgerak di dalam suatu bentuk tari. Di dalam bentuk tari Jawa, maka antara motif gerak tari yang satu dengan motif gerak tari berikutnya harus terangkai melalui suatu gerak penghubung yang selaras.

3. Lulut

Adalah sifat dari gerak tari, rangkaian gerak tari selalu mengalir atau dalam istilah mbanyu mili. Seperti pada umumnya tari putri, bahwa penari dalam melakukan setiap gerak jangan sampai gerak itu terputusatau berhenti. Tentunyahal ini hanyaakan bisa dicapaiapabila cara  melakukannya  (pola  kesinambungan  motif-motif  gerak  melalui  sendi)  senantiasa tampak sempurna.

4. Wiled

Adalah gaya individual dari penari yang ditetapkan dalam melakukan gerak tari. Bagian ini bisa merupakanpathokan yang tidak baku, yang disebabkan bentuk tubuh penari berlainan. Maksud dari pathokan tidak baku ini adalah untuk menutupi kelemahanpada bentuk tubuh penari, sehinggadalam melakukan setiap gerak tari tetap resik.

5. Luwes


Adalah  sifat  yang  tampak  selaras  dan  harmonis  yang  muncul  dari  para  penari  dalam melakukan   dan   menghayati   suatu   tari.   Pada   bagian   ini   merupakan   sesuatu   yang berhubungan dengan kemampuan seorang penari yang dapat dilakukan sesuai dengan pengalamannya.  Di dalam hubungannya  dengan tata susunan tari tradisional Jawa,maka sifat luwes ini juga menentukan keindahan dari koreografinya.

6. Ulat
Pengertiannya adalah pada ekspresi muka. Hal ini dilakukan penari dengan menyesuaikan karakter tari yang dibawakan.

7. Irama

Adalah ketukan-ketukan  tertentu yang mengatur  kecepatan  dan tekanandari suatu gerak tari. Di dalamtari klasik gaya Surakarta terdapat empat macam bentuk irama gerak, yakni: ganggeng  kanyut,  banyak slulup,prenjak tinaji, dan kebo manggah.  Adapun  penjelasan dari  keempat  macam  bentuk  irama  tersebut  adalah:  (a).  ganggeng  kanyut,  untuk  irama gerak tari luruh dan tari Bedhaya serta Srimpi, secara prinsip dalam hal ini setiap bentuk motif gerak tariharus dilakukan dengan sedikit membelakangi pukulanatau balungan pada akhirgatra dari suatu gendhingpengiringnya.  ; (b). banyak slulup, digunakan  pada tari gagah dugangan, dalam hal ini setiapdari suatu bentuk motif gerak tari harus diilakukan dengan sedikit  mendahului  balungan  pada akhir gatra dari gendhingpengiringnya.;  (c). prenjak tinaji, digunakan  untuk tari halus yang bersifat  dinamis (lanyap),  dalam hal ini setiapakhir suatu bentukmotif gerak tari halus dilakukantepat balungan pada akhir gatra dari   gending   pengiringnya.;   (d).   kebo   manggah,   digunakan   untuk   karakter   raksasa (denowo), secara prinsip dalam irama ini, setiap akhir dari suatu bentuk motif gerak tari senantiasa harus dilakukan tepat balungan pada akhir gatra dari gending pengiringnya.

8. Gending

Maksudnya  bahwa  seorang  penari  senantiasa  harus  mengerti  tentang  gending.  Yaitu mengerti  tentang  karakter  gending  serta  mengerti  pulajatuhnya  pemangku  irama  dalam suatubentuk gending tertentu(Nugroho, 1992: 50-52).